Istilah dan profesi manajemen proyek adalah sesuatu yang tentu harus anda kuasai jika bekerja dalam sebuah proyek. Bayangkan jika anda tidak memahami deretan istilah manajemen proyek ini, tentu akan merepotkan, bukan?


Beberapa istilah mungkin juga banyak diadaptasi untuk bidang lain, namun beberapa istilah juga bersifat spesifik yang hanya bekerja jika digunakan dalam ranah manajemen proyek. Di mana, pengetahuan akan hal ini penting untuk dimiliki agar anda tidak menemui kendala dalam bekerja.

Untuk itu, berikut Tomps.id rangkum 50 daftar profesi dan istilah manajemen proyek yang wajib anda ketahui di bawah ini!


Jabatan Profesi Dalam Manajemen Proyek

1. Owner (Pemilik Proyek)

Owner (pemilik proyek) adalah pihak yang memiliki proyek lalu memberikannya kepada pihak lain yang mampu merealisasikannya sesuai dengan perjanjian kontrak. Owner yang dapat berbentuk instansi atau perorangan ini berkewajiban untuk menyediakan anggaran yang cukup untuk membiayai proyek.


2. Manajer Proyek (PM)

Manajer proyek atau project manager (PM) adalah pihak yang menerima penawaran dari pemilik proyek untuk memimpin jalannya sebuah proyek. Ia bertugas untuk melaksanakan, mengoordinasi, mengawasi dan mengontrol segala unit kerja agar proyek selesai sesuai kesepakatan awal.


3. Manajemen Konstruksi (MK)

Manajemen Konstruksi (MK) adalah wakil atau ‘tangan kanan’ dari PM. Ia diberi tugas melaksanakan pekerjaan di lapangan yang dibantu oleh anggota tim lainnya yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Biasanya, MK akan menjadi pihak yang diajak berdiskusi tentang prosedur kerja hingga sumber daya yang diperlukan proyek setelah PM menyepakati perjanjian dengan pemilik proyek.


4. Kontraktor

Istilah satu ini pasti sangat sering anda dengar dalam ranah manajemen proyek. Kontraktor adalah orang atau badan yang yang di kontrak atau di sewa oleh pemilik proyek untuk menjalankan pekerjaan proyek berdasarkan isi kontrak yang dimenangkannya dalam tender.


5. Sub Kontraktor

Unit kecil dari kontraktor adalah subkontraktor. Subkontraktor adalah orang-orang yang menjalankan pekerjaan kontraktor utama. Subkontraktor biasanya adalah individu atau usahawan yang menandatangani kontrak untuk mengerjakan sebagian paket unit kerja dari kontraktor utama.


6. Stakeholder

Stakeholder dapat diartikan sebagai pemangku kepentingan, baik secara individu, kelompok. maupun organisasi. Di mana, keputusan mereka dapat memengaruhi sebuah kesepakatan, aktivitas, dan hasil dari sebuah proyek. Contoh stakeholder dalam dunia manajemen proyek antara lain: Sponsor, customer dan user, seller, business partners, organizational group, functional manager, instansi pemerintah, expert, konsultan, pegawai proyek, hingga masyarakat disekitar lingkungan proyek.


7. Arsitek

Arsitek adalah orang yang bertugas perancangan makro hingga mikro lingkungan binaan proyek. Jika terlibat dalam sebuah proyek konstruksi besar, arsitek juga berperan sebagai direksi. Sehingga, ia memiliki hak untuk mengontrol pekerjaan yang dilakukan kontraktor.


8. Konsultan Struktur

Konsultan struktur bisa dibilang berhubungan dekat arsitek dalam sebuah proyek. Hal ini karena keduanya akan bekerja sama untuk membuat denah bangunan sesuai dengan yang dikehendaki pemilik proyek. Tugas konsultan struktur secara spesifik adalah merancang struktur yang sesuai dengan keinginan pemilik proyek melalui kontraktor utama, baik struktur atas maupun bawah. Ia juga mempertimbangkan hal-hal seperti: kondisi tanah, bentuk bangunan, fungsi bangunan, kondisi lahan, hingga kondisi geografisnya.


9. Konsultan Mekanikal & Elektrikal (M&E)

Konsultan Mekanikal & Elektrikal (M&E) adalah pihak yang bertugas untuk menjalankan proses mekanikal dan elektrikal. Dalam artian lain, M&E adalah orang yang berperan sebagai pelaksana kerja (para pekerja) dalam proyek yang sedang dijalankan, baik yang tergabung dalam anggota mekanikal, maupun elektrikal.


10. Quantity Surveyor (QS)

Quantity Surveyor (QS) adalah merupakan istilah untuk wakil yang diangkat oleh pemilik proyek untuk bekerja sebagai tenaga pengawas. QS juga bertugas sebagai pengendali keuangan proyek. Sehingga, pemanfaatan anggaran proyek tidak menyimpang dari perencanaan awal. Selain itu, QS juga bertugas untuk membuat dokumen lelang, dokumen kontrak (termasuk Bills of Quantities), hingga laporan pekerjaan untuk pembayaran progress pekerjaan.


11. Konsultan Khusus

Istilah dalam manajemen proyek lainnya adalah Konsultan Khusus. Konsultan khusus adalah pihak atau seseorang yang diangkat untuk menyusun rencana dan arahan untuk pekerjaan-pekerjaan yang spesifik, khusus, atau spesial.


12. Vendor

Dalam rantai “supply chain”, ada pihak penting yang disebut vendor. Vendor secara harfiah berarti penjual atau pemasok. Dalam proyek, vendor adalah pemasok material yang melakukan perjanjian kerja dengan sub kontraktor atau kontraktor utama untuk memenuhi berbagai kebutuhan material proyek.


Istilah-Istilah Dalam Manajemen Proyek

13. Proyek

Proyek adalah kegiatan sekali lewat yang dibatasi oleh anggaran, jadwal, dan mutu, (triple constraint). Berbeda dengan kegiatan operasional umum perusahaan, kegiatan proyek memiliki sifat yang khusus sehingga membuat kedua jenis kegiatan ini terpisah. Perbedaannya antara lain terletak pada sifat kegiatan proyek yang tidak rutin, siklusnya pendek, bersifat dinamis, dan terdiri dari banyak pekerjaan dengan intensitas yang mudah berubah-ubah.


14. Kontrak

Kontrak adalah istilah manajemen proyek yang merujuk pada perjanjian-perjanjian yang dibuat dan disepakati bersama antara pihak pemilik proyek dan kontraktor. Dalam kontrak, terdapat pasal-pasal yang sama-sama harus dipatuhi dan dijalankan semua pihak. Jika sudah terikat dalam kontrak, semua pihak tidak boleh melanggar maupun bertindak melenceng dari pasal-pasal dalam kontrak.


15. Nilai Kontrak

Nilai kontrak dalam istilah manajemen proyek diartikan sebagai nilai atau harga keseluruhan borongan yang disepakati oleh pemilik kontrak dan kontraktor. Harga kontrak termasuk harga PPn 10% dengan ruang lingkup kerja. Nilai kontrak ini juga akan tertulis dalam surat perjanjian.


16. Budgeted Cost for Work Schedule (BCWS)

Budgeted Cost for Work Schedule (BCWS) atau disebut juga Planned Value (PV) adalah istilah dalam manajemen proyek yang merujuk pada jumlah anggaran yang direncanakan pada suatu periode tertentu berdasarkan jadwal pekerjaan proyek yang akan dilaksanakan.


17. Budgeted Cost for Work Performed (BCWP)

Budgeted Cost for Work Performed (BCWP) atau disebut juga Earned Value (EV) adalah istilah manajemen proyek untuk jumlah anggaran yang direncanakan pada suatu periode tertentu berdasarkan pekerjaan yang telah diselesaikan.


18. Actual Cost for Work Performed (ACWP)

Actual Cost for Work Performed (ACWP) adalah istilah manajemen proyek untuk jumlah biaya aktual yang dikeluarkan berdasarkan pekerjaan yang benar-benar telah diselesaikan.


19. Lapangan

Bukan merujuk pada sebidang tanah luas, istilah lapangan dalam manajemen proyek adalah tempat atau lokasi dimana pekerjaan berlangsung. Penentuan lapangan adalah hasil kesepakatan pemilik proyek dan kontraktor.


20. Tender

Tender adalah istilah manajemen proyek yang merujuk pada tawaran atau lelang resmi untuk mencari mitra yang mengajukan harga, memborong pekerjaan, atau menyediakan barang dan jasa.


21. Bills of Quantities (BQ)

Bills of Quantities (BQ) ialah istilah manajemen proyek untuk menunjukkan daftar kuantitas yang memuat jenis pekerjaan, volume-nya, dan satuan pengukuran untuk semua item pekerjaan yang akan dilaksanakan. Biasanya, BQ diberikan kepada Kontraktor sebagai pelengkap dokumen tender. Namun, bisa juga Kontraktor tidak memerlukannya karena tergantung dari sistem pelelangan yang diterapkan oleh panitia lelang.


22. Biaya Cadangan (Contingency)

Jika BQ belum diketahui rencana penggunaannya, maka daftar biayanya itu akan disimpan sebagai Biaya Cadangan. Biaya Cadangan dari BQ ini akan dicadangkan untuk pekerjaan yang mungkin ada kedepannya.


23. Provisional Quantity (PQ)

Provisional Quantity (PQ) adalah Istilah dalam proyek untuk volume yang ada di dalam BQ. PQ akan dihitung kembali sesuai dengan gambaran pelaksanaannya, namun harga satuannya akan mengikat.


24. Kurva S

Dalam istilah manajemen proyek, Kurva S adalah sebuah grafik matematis yang menggambarkan data kumulatif sebuah proyek. Seperti biaya atau durasi waktu kerja (man hours) yang telah digunakan, ataupun persentase (%) waktu pekerjaan diselesaikan. Dalam penggunaannya secara umum, Kurva S digunakan untuk mengukur kemajuan pengerjaan proyek, mengevaluasi kinerja, hingga sebagai bahan pertimbangan untuk membuat perkiraan arus kas.


25. Kontrak Lump Sum

Kontrak Lump Sum adalah jenis kontrak dengan harga kontrak tetap, tidak berubah baik kuantitas maupun harga satuannya. Perubahan mungkin akan terjadi pada penambahan atau pengurangan Unit pekerjaan berdasarkan instruksi dari PM (Project Manager) atau MK (Manajemen Konstruksi). Sedangkan, perubahan pada besaran anggaran atau harga kontrak kecil kemungkinan untuk terjadi.


26. Kontrak Harga Satuan

Kontrak Harga Satuan adalah kontrak yang menyepakati volume atau kuantitas pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu masih bersifat perkiraan. Sistem pembayaran anggaran didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang telah benar-benar selesai dikerjakan kontraktor. Karena itu, sistem kontrak ini memungkinkan adanya penambahan atau pengurangan pekerjaan. Hal ini didasari oleh hasil pengukuran bersama atas pekerjaan yang memang diperlukan di lapangan.


27. Kontrak Gabungan Lump Sum dan Harga Satuan

Seperti namanya, jenis kontrak ini merupakan penggabungan karakteristik kontrak lump sum dan harga satuan. Di mana, poin-poin yang disepakati dalam kontrak dibuat berdasarkan kesepakatan bersama antara pemilik proyek dan kontraktor.


28. Kontrak Persentase

Kontrak Persentase adalah kontrak yang menyepakati bahwa pihak pemilik proyek akan membayar pihak kontraktor sesuai dengan pengeluarannya atas proyek yang sudah selesai. Pembayaran ini termasuk tambahan biaya keuntungan (overhead). Di mana, biaya overhead adalah hasil persentase dari nilai pekerjaan tertentu.


29. Kontrak Terima Jadi

Karakteristik kontrak terima jadi sejatinya adalah sama seperti kontrak lump sum. Perbedaannya adalah kontrak ini menerapkan termin pembayaran hanya 1 kali, yaitu pada saat proyek sudah selesai 100%.


30. Gambar Kontrak

Gambar Kontrak adalah istilah manajemen proyek untuk gambar yang dijadikan sebagai pedoman dalam pembuatan BQ. Di mana, BQ ini yang akan menjadi patokan atas penawaran kontraktor dalam memperhitungkan peralatan tambahan sebelum menjalankan proyek.


31. Gambaran Pelaksanaan

Ada juga Gambaran Pelaksanaan, yakni istilah manajemen proyek untuk gambar yang diterima Kontraktor selama pelaksanaan proyek. Gambaran Pelaksanaan ini juga disertai instruksi PM atau CM jika ada revisi tentang penambahan atau pengurangan pekerjaan yang disetujui oleh Pemilik Proyek.


32. Gambar Kerja (Work Drawing)

Gambar Kerja adalah istilah dalam manajemen proyek untuk gambar detail yang dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Pelaksanaan yang diminta oleh PM atau CM. Tujuannya, agar Kontraktor lebih mudah mengidentifikasi apa-apa saja pekerjaannya.


33. Gambar Terlaksana (As Built Drawing)

Jenis gambar lainnya dalam manajemen proyek adalah Gambar Terlaksana (As Built Drawing). Gambar Terlaksana adalah gambar yang dibuat Kontraktor berdasarkan pekerjaan nyata yang dilaksanakan di lapangan sesuai dengan kesepakatan.


34. Red Flags

Istilah Red Flags penting untuk anda ketahui. Dalam ranah manajemen proyek, red flags adalah sebuah bentuk peringatan. Salah satu yang aspek yang memunculkan red flag ini adalah fraud.


35. Fraud

Fraud (kecurangan) merupakan tindak penipuan yang secara sadar sengaja dilakukan yang menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang dirugikan tersebut dan memberikan keuntungan bagi si pelaku. Lingkungan dan tekanan ekonomi secara eksternal maupun internal juga kian memperbesar peluang terjadinya fraud.


36. Bid Suppression

Bid suppression adalah salah satu jenis kolusi tender (bid rigging). Di mana, peserta atau calon peserta tender melakukan kesepakatan untuk menahan diri atau menarik diri dari proses tender. Tujuannya, agar peserta yang ditargetkan akan memenangkan tender tersebut.


37. Complementary Bidding

Jenis bid rigging satu ini memunculkan situasi di mana peserta tender sepakat untuk mengajukan penawaran yang sangat tinggi, bahkan berani mengajukan persyaratan khusus yang sepertinya tidak akan diterima oleh pemilik proyek. Tujuannya, untuk mengelabui pemilik proyek agar perputaran harga dalam tender semakin tinggi.


38. Bid Rotation

Bid Rotation adalah situasi dimana peserta tender mengajukan penawaran namun dengan mengambil posisi sebagai penawar dengan harga terendah atau sesuai dengan nilai sebuah kontrak yang ditawarkan. Tujuannya, agar pemenang tender dapat dikompromikan antar pesaing. Sehingga, seluruh pihak yang terlibat dapat secara bergantian memenangkan tender.


39. Sub Contracting

Subcontracting adalah situasi di mana pelaku usaha bersepakat untuk tidak mengajukan penawaran dan menerima kompensasi menjadi subkontraktor sebuah proyek atau menjadi pemasok bagi pemenang tender tersebut.


40. Critical Path Method (CPM)

Selanjutnya, ada istilah Critical Path Method (CPM) dalam manajemen proyek. CPM adalah metode yang digunakan untuk mengidentifikasi tugas-tugas pokok dalam sebuah proyek. Sehingga, anda dan tim dapat menyelesaikannya secara maksimal dan tepat waktu.


41. Baseline

Istilah manajemen proyek lainnya adalah Baseline. Baseline sangat diperlukan untuk memantau dan mengevaluasi seberapa menyimpang progres suatu proyek dalam mencapai tujuan dari perencanaan awal. Baseline meliputi informasi-informasi dasar seperti lingkup (scope), biaya (cost), dan jadwal (schedule) dalam suatu proyek.


42 . Earned Value (EV)

Istilah terakhir ada Earned Value (EV) atau yang juga disebut Budgeted Cost of Work Performed (BCWP). EV sendiri adalah budget yang dihabiskan dalam suatu implementasi proyek. Perhitungan Earned Value diperlukan bagi PM untuk memantau kesesuaian implementasi proyek di lapangan dengan perencanaan awalnya.


43. Scope Creep

Scope creep adalah bentuk penambahan fungsionalitas dari scope proyek tanpa terpaku pada waktu, biaya, sumber daya atau bahkan persetujuan klien. Scope creep sering disebut menyulitkan karena bisa dilakukan tiba-tiba saat proyek sedang berjalan.


44. Agile

Agile software development atau sering hanya disebut Agile ini adalah kumpulan metode-metode pengembangan perangkat lunak (software) yang berbasis pada Iterative dan Incremental Model. Metode Agile memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang memiliki requirement dapat dengan cepat menerim perubahan.


45. Waterfall Model

Berbanding terbalik dengan Agile, Waterfall model menekankan sebuah sistem pekerjaan yang terpaku pada desain proses yang telah dibuat. Di mana, seluruh penyelesaian pekerjaan harus sesuai dengan urutan pada desain yang telah ada. Model ini disebut ‘waterfall’ (air terjun) karena aliran pekerjaanya yang mengalir seperti air terjun. Mulai dari proses perancangan konsep, analisis proyek, inisialisasi proyek, desain, pembuatan sistem, testing, hingga implementasi dan perawatan.


46. Scrum

Pengertian Scrum berkunci pada kolaborasi tim yang mengacu pada nilai Agile Manifesto, yakni iterative (berkala) dan incremental (bertahap). Alasannya karena Scrum dijalankan oleh sebuah tim yang biasanya jumlahnya tidak terlalu besar yang juga menjadi pengendali penuh sistem kerja kedepan, berbanding terbalik dengan Waterfall Model. Metode Scrum membantu tim untuk lihai saat memecahkan masalah, mengambil keputusan, dan membangun komunikasi yang dinamis denga anggota tim tersebut.


47. Metode Kanban

Kanban adalah sebuah metode manajemen proyek yang populer digunakan. Cara kerja Kanban adalah lewat visualisasi menggunakan papan, kolom, dan kartu untuk mengelola tugas dan alur kerja agar lebih efektif. Lewat Kanban, seluruh anggota tim termasuk project manager dan para stakeholder proyek dapat melihat pekerjaan mana saja yang belum selesai, sedang proses, atau yang sudah selesai dikerjakan.


48. Work Breakdown Structure (WBS)

Sesuai namanya, Work Breakdown Structure (WBS) adalah sebuah teknik memecah atau membagi suatu pekerjaan besar daldam beberapa bagian yang lebih kecil. Mengacu pada Project Management Body of Knowledge (PMBOK), WBS didefinisikan sebagai hirarki dari lingkup proyek yang harus diperhatikan oleh anggota tim untuk mencapai tujuan proyek dan persyaratan hasil akhir (deliverables).


49. Gantt Chart

Gantt Chart, atau yang juga sering disebut Milestones Chart dan Project Bar Chart, adalah sebuah jenis grafik batang (bar chart) yang banyak digunakan untuk melakukan monitoring proyek. Gantt Chart memuat informasi mengenai perencanaan dan penjadwalan aktivitas proyek. Seperti mengatur detail sub aktivitas, penugasan tim, hingga jadwal penyelesaian dan mengirimkannya kepada seluruh tim proyek.


50. PERT Chart

PERT adalah akronim dari Program Evaluation and Review Technique. Cara kerja PERT terbentuk dari teknis WBS dan Gantt Chart di atas. Jadi, PERT akan memecah tugas menjadi beberapa aktivitas yang lebih kecil dan terperinci melalui proses WBS. Kemudian, aktivitas-aktivitas ini akan dimasukkan dalam board Gantt Chart untuk melihat peta ketergantungan di antara mereka. Dari board ini, akan ditarik garis perkiraan waktu tercepat, terlambat, dan waktu senggang untuk setiap aktivitas proyek.


Itu dia 50 daftar istilah dan profesi manajemen proyek yang harus anda pahami di 2022 ini.

Perbaharui lebih banyak informasi terbaru tentang manajemen proyek di sini bersama Tomps.id, your project management solution!